Menu Navigasi

Sunday 1 March 2015

Sekarang Apa?


Sekarang apa?
heeeyyyy jangan menatapku seperti itu.
ini hanya sebuah kesalahan teknis, mungkin tidak, mungkin kesalahan dalam rencana. Atau mungkin  juga tidak, ouu ya ya ya lupakan.
siapa yang menyangka tahap yang sudah tersusun bisa gagal.
harus kah ku bertanya pada jaksa tentang apa kesalahan ku? Ah masa bodo.
Aku tak butuh bantuan, aku tak butuh tanggapan, aku tak butuh saran, soal cinta, aku tahu diriku, aku tau cara ku sendiri, aku seorang lelaki, lelaki punya cara main sendiri.
Soal kemarin, memang menotogkan hati, gak enaknya karena bukan saat yang tepat untuk ungkapkan, tapi …… hemmmmmz. Tak masalah jika aku di tolak mentah mentah klo aku mengungkapkan dengan cara ku sendiri, tapi ini? , no real. Terpaksa karena bukan saatnya . hah, lupakan, . .  lupakan saja.
Sempat berfikir untuk mundur.
Dia punya prinsip untuk fokus pada belajar dan mengaji, pertanyaan nya “kenapa aku tak memiliki prinsip juga.?”
dari situ lah awal ku membuka lagi buku yang telah ku tutup.
Seseorang bertanya,” kau akan mundur?”
satu kalimat saja.
“mana mugkin aku mundur kalo aku yakin bisa mendapatkannya”.

meyakini klo jodoh memang sudah di tentukan dari mulai brojol ke dunia, ane gk mau mundur segampang itu.
Lihat saja nanti, masalah sakit hati, bisa ku tanggung sendiri.
Untuk mu, “tunggu saja waktu mainnya”

Gk ada campur tangan dari orang lain, ku harap.
ini cara ku,
aku punya cara main sendiri.

No comments:

Post a Comment